
Melihat Potensi Bencana di Indonesia, Jokowi: Sudah Waktunya Ada Pendidikan Kebencanaan
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menanggapi tentang terjadinya bencana tsunami di Banten dan Lampung Selatan.
Melalui akun Twitter @jokowi pada Senin (24/12/2018), Jokowi menyebutkan jika sudah waktunya ada pendidikan kebencanaan dalam kurikulum pendidikan.
Melihat potensi bencana yang terjadi di Indonesia, Jokowi menginginkan adanya pendidikan kebencanaan tersebut.
"Pantai Mutiara Carita di Pandeglang yang luluh-lantak diterjang tsunami.
Sampai pagi ini, tercatat 281 orang meninggal dunia, 57 orang hilang, dan lebih 10.000 pengungsi.
Melihat potensi bencana di Tanah Air sudah waktunya ada pendidikan kebencanaan dalam kurikulum pendidikan," tulis Jokowi
Sebelumnya, Presiden Jokowi berangkat menuju Provinsi Banten untuk meninjau daerah terdampak tsunami.
Ia berangkat dari Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat menggunakan helikopter.
Sebelumnya, Presiden Jokowi berangkat menuju Provinsi Banten untuk meninjau daerah terdampak tsunami.
Ia berangkat dari Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat menggunakan helikopter.
Dalam peninjauan ini, Presiden ingin memastikan bahwa penanganan dampak bencana pascatsunami dapat diselesaikan dengan cepat dan baik, terutama evakuasi korban dan adanya bantuan pelayanan kesehatan.
Saat memberikan keterangan pers di Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Presiden sudah menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Sosial, Panglima TNI, hingga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan jajaran terkait untuk langsung terjun ke lapangan melakukan evakuasi dan pendataan.
"Saya juga telah memerintahkan untuk melakukan langkah-langkah darurat menemukan korban dan juga melakukan perawatan secepat-cepatnya," ucap Presiden.
Dalam rombongan tersebut, turut juga mendamping Presiden dalam penerbangan menuju Kabupaten Pandeglang, yaitu Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Brigjen TNI Maruli Simanjuntak.