
Gerindra Banten: Debat Capres Harus Kupas Visi Pengelolaan Lingkungan
"Debat kedua ini sudah mulai menarik karena tidak seperti debat pertama yang garing terpaku pada teks karena ada bocoran-bocoran. Ini lebih menarik karena murni tanpa bocoran," kata Wakil Ketua Gerindra Banten Ali Zamroni, Senin (28/1).
Indonesia, kata Zamroni, seperti yang sering dikampanyekan unia merupakan merupakan paru-paru dunia. Untuk itu, isu lingkungan menjadi sangat menarik terlebih dimasa lampau, Indonesia pernah terjadi kebakaran hutan.
"Menarik menjawab soal kebakaran lingkungan. Negara tetangga sampai harus meliburkan sekolahnya akibat kebakaran hutan itu dan ini merusak serta mengurangi nilai hubungan dengan negara tetangga," tuturnya.
Dalam persoalan lingkungan lanjut Zamroni, bagaimana hukum itu ditegakkan. Sebab lingkungan ini penting untuk kehidupan anak cucu nanti.
"Kita ingin tau bagaimana formulasi pemerintah dalam menegakan aturan terhadap mereka yang sudah melakukan pelanggaran," katanya.
Saat ini, dikatakan Ali Zamroni, pihak korporasi selalu membuka lahan baru dengan cara melakukan pembakaran lahan. Hal ini selalu terjadi karena tidak ada hukum yang tegas.
"Kalau tidak diantisipasi tentu kita akan di cap sebagai negara yang tidak bisa menjaga lingkungan dengan baik. Kita harus bisa melawan korporasi kalau itu melanggar aturan," tegasnya.
"Hukum harus ditegakkan, kita berharap Jangan sampai mereka mengulangi itu karena mereka menganggap Indonesia bisa diatur dan bisa dibeli," tambahnya.
Gerindra Banten juga menilai pembagian sertifikat yang dilakukan oleh presiden Jokowi bisa disebut sebagi reforma agraria tapi esensi sebetulnya bukan itu. Yang dimaksud reforma Agraria adalah bagaimana Indonesia bisa menunjukan kemandirian tentang pangan.
"Reformasi agraria itu bagaimana kita bisa menunjukan tentang kemandirian pangan tidak hanya sebagai negara agraris," ucapnya.
Dari sisi anggaran lanjut Ali, pemerintah hanya menganggarkan sebesar 4 persen saja. Banyak masyarakat di desa berkebun bersawah tapi kenapa tidak di support pemerintah?
"Bagaimana kita mau jadi negara agraris ketika mau panen harga drop datang impor dan seterusnya apakah itu menunjukan pemerintah pro terhadap petani," katanya menegaskan.
"Negara Indonesia ini bukan negara Industri tapi negara agraris. Kita fokus, kita harus menghargai petani kita yang sudah bersusah payah," tambahnya.
Ia berharap kepada masyarakat yang semakin cerdas, dapat menilai sosok yang pantas dipilih. Ini bagian dari pencerahan, banyak swing voter yang akan melakukan pilihannya setelah melihat debat.
"Kita ingin dengan debat ini bisa memberikan kepastian dan penilaian pasangan mana yang betul-betul menguasai masalah atau konsen terhadap Indonesia kedepan," tukasnya.